Haus Perhatian dan Pujian
“Jadi….apakah kita sudah membicarakan tentang aku?”
IFGF YOUTH - Beberapa tahun yang lalu, aku dan teman baikku Jeremy sering kali bercanda dengan pertanyaan ini selama kami mengobrol. Kami akan bercanda setelah salah satu dari kami menyadari bahwa kami sudah terlalu banyak berbicara tentang diri kami sendiri. Berkisar seputar pencapaian kami atau tentang apapun yang ingin diketahui orang lain.
Hak itu memang dikatakan bercanda. Karena kami benar-benar terlalu fokus pada diri kami sendiri sehingga orang lain hanya mendengar saja. Kadang mata mereka berkaca-kaca dan kadang hanya menganggukkan kepala dan berkata ‘waduh…duhhhh’.
Saya memetik banyak hal dari teman-teman dari selama bertahun-tahun kami berkumpul seperti ini. Meskipun dulu saya hanya bisa berpikir, “Ya, saya orang yang verbal dan sedikit menggambarkan sesuatu dengan berlebihan dan menceritakan kisah yang bagus.” Jadi saya pikir itulah sebab mengapa orang-orang tidak bisa fokus dengan apa yang saya bicarakan.
Beberapa kali, Roh Kudus mengingatkan saya tentang hal itu. Contohnya, saya sedang berbagi dengan satu kelompok kecil tentang pelayanan saya untuk menjangkau orang-orang Kristen. Saya pikir jika saya hanya mengatakan bahwa saya merasa seperti Tuhan membawa orang-orang ini kepada saya dan sudah mengizinkan saya untuk berbicara ke dalam hidup mereka, maka semua hal itu akan baik-baik saja.
Tapi tidak….Saya harus terus menerus membuat daftar contoh demi contoh tentang bagaimana saya membantu dan melayani dan mengucapkan kata-kata yang tepat untuk membantu mereka melihat keputusan hidup mereka yang buruk. Sehingga mereka kembali kepada Tuhan.
Saya memperhatikan bahwa saya cenderung kurang rendah hati dalam hal berbagi tentang pelayanan saya. Saya tidak akan jatuh ke dalam perangkap sendiri dan mencantumkan semuanya di sini. Tetapi saya pasti akan senang melakukannya. Karena saya mau mendapatkan pujian. Saya membutuhkan pengakuan. Saya mau seperti Sally Field di Oscar dan tahu bahwa ‘Kamu menyukai aku…kamu benar-benar menyukai aku kan.”
Lalu tiba-tiba saya menerima kenyataan bahwa saya salah. Alkitab berkata bahwa Tuhanlah yang seharusnya mengangkat kita.
Bahkan jika tak seorangpun yang ingin tahu apa yang saya lakukan atau bagaimana saya berdoa untuk orang lain atau bagaimana saa memberi untuk orang lain, saya harus tetap merasa puas tahu bahwa Tuhan sendiri melihat apa yang saya lakukan. Ini adalah pil bagi mereka yang haus akan spujian. Tetapi Yesus memberitahu kita untuk hidup dengan cara yang berbeda dengan budaya dan keinginan daging kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar